Video editing merupakan proses yang membutuhkan keahlian teknis dan kreativitas agar hasilnya dapat terlihat profesional. Namun, seringkali pemula melakukan beberapa kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari. Nah, dalam artikel kali ini kita akan membahas 5 kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemula saat melakukan video editing serta cara mengatasinya. Mari kita mulai!
Tidak menggunakan naskah dan storyboard saat melakukan video editing

Mengerti pentingnya naskah dan storyboard saat melakukan video editing merupakan langkah awal yang sangat penting dalam menciptakan sebuah video yang berkualitas. Naskah berperan sebagai panduan bagi kamu dalam mengatur alur cerita, dialog, dan adegan yang akan ditampilkan dalam video. Sedangkan storyboard adalah gambar-gambar atau ilustrasi visual yang merinci setiap adegan dalam video.
Pentingnya memiliki naskah dan storyboard sebelum melakukan proses editing adalah untuk menghindari kesalahan struktural pada hasil akhir. Dengan adanya rencana visual dan naratif dari awal, kamu dapat lebih fokus pada pengambilan gambar serta penataan alur cerita saat melakukan editing. Walaupun kamu sering mendengar bahwa video editor adalah sutradara kedua, kamu harus bisa melakukannya demi kepentingan tim dan hasil yang sesuai dengan kesepakatan di awal.
Kesalahan POV (Point of View) saat melakukan video editing

Kesalahan POV (Point of View) saat melakukan video editing adalah salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula. Banyak dari mereka yang mengabaikan pentingnya memperhatikan sudut pandang dalam membuat sebuah video. Sudut pandang yang tepat dapat memberikan pengalaman menonton yang lebih menyenangkan dan memikat bagi penonton.
Salah satu kesalahan umum adalah menggunakan sudut pandang yang tidak konsisten atau tidak terkoordinasi dengan baik. Misalnya, jika kamu sedang merekam adegan dengan kamera di tangan, pastikan untuk tetap menggunakan sudut pandang orang pertama sepanjang video. Mengubah sudut pandang secara acak bisa membuat penonton bingung dan kehilangan fokus.
Selain itu, perhatikan juga framing atau komposisi gambar saat mengambil footage. Pastikan bahwa objek utama berada pada posisi dan ukuran yang sesuai agar mudah terlihat oleh penonton. Hindari panning atau zooming yang terlalu cepat atau tidak stabil karena hal ini dapat membuat penonton merasa mual dan sulit berkonsentrasi.
Hal ini juga membawa kita untuk kembali melihat naskah dan storyboard yang diberikan oleh tim dari lapangan, karena biasanya mereka juag akan menandai beberapa shot unik yang mungkin berhubungan dangan POV tertentu. Misalnya, jika tim produksi mencoba teknik POV lain seperti POV dari objek mati, pastikan untuk menemukan shot yang benar dan mengatur alur penglihatan dengan baik, agar hasil akhir tetap menarik dan mudah dipahami oleh penonton.
Kesalahan dalam pemilihan musik dan color grading

Pemilihan musik dan color grading juga merupakan hal krusial dalam video editing.
Dalam memilih musik untuk video, perlu diperhatikan bahwa setiap lagu memiliki karakteristiknya sendiri. Jadi, pastikan untuk memilih musik yang sesuai dengan emosi dan suasana yang ingin ditampilkan dalam adegan tersebut. Misalnya, jika kamu ingin membuat adegan romantis, pilihlah lagu-lagu yang menenangkan dan menciptakan atmosfer cinta.
Selain itu, jangan lupa tentang hak cipta saat menggunakan musik di video kamu. Gunakan hanya musik-musik bebas royalti atau cari izin resmi jika ingin menggunakan lagu-lagu populer. Melanggar hak cipta dapat berakibat pada tuntutan hukum serius.
Color grading juga merupakan aspek penting dalam menetukan suasana atau mood dalam adegan. Pemilihan warna yang salah dapat merusak estetika visual dari keseluruhan produk akhir. Pastikan untuk mengatur tingkat kecerahan, kontras, saturasi warna secara proporsional agar mendapatkan tampilan gambar yang seimbang dan menarik.
Jika kamu masih bingung tentang bagaimana melakukan color grading dengan benar atau sulit menentukan soundtrack yang pas untuk video kamu, cek artikel lainnya di website ini, yang khusus membahas tentang musik dan color grading.
Kesalahan penggunaan efek dan transisi

Kesalahan penggunaan efek dan transisi adalah salah satu hal yang sering dilakukan oleh pemula dalam video editing. Kadang-kadang, kita terlalu bersemangat untuk menggunakan berbagai efek dan transisi yang tersedia di software editing video kita. Namun, penting untuk menghindari kesalahan ini agar hasil akhir videomu tetap profesional.
Salah satu kesalahan umum adalah menggunakan terlalu banyak efek atau transisi dalam satu video. Pemula sering kali tergoda untuk menambahkan semua jenis efek dan transisi yang ada tanpa memikirkan apakah itu benar-benar diperlukan atau tidak. Terlalu banyak efek dapat membuat video menjadi kacau dan mengganggu perhatian penonton.
Selain itu, pemilihan efek juga harus sesuai dengan konten dan nuansa video yang ingin disampaikan. Jangan hanya menggunakan efek karena tampak “keren” atau “menarik”. Pastikan bahwa setiap efek yang kamu gunakan memiliki tujuan tertentu untuk meningkatkan nilai visual dari cerita yang ingin kamu sampaikan.
Tidak hanya itu, pemilihan transisi juga sama pentingnya dengan penggunaan efek. Transisi yang dipilih haruslah relevan dengan mood atau suasana dari adegan sebelumnya dan selanjutnya. Gunakanlah transisi secara bijak sehingga tidak terlihat seperti retasan acak di antara dua klip.
Pentingnya menonton ulang atau review hasil video editing

Dalam proses video editing, tidak bisa dipungkiri bahwa kita sering melakukan kesalahan. Maka dari itu, hal yang tidak kalah penting adalah melakukan review pada hasil video editing kita sendiri. Hal ini juag termasuk kesalahan pemula yang sering dilakukan.
Tempatkan diri kamu sebagai penonton, kalau perlu lakukan kegiatan yang lain dulu setelah mengedit sebuah video. Lakukan penilaian secara obyektif, apakah hasil video kamu menarik untuk target penonton yang kamu tuju? Apakah video kamu memiliki alur yang mudah dimengerti? Lakukan revisi jika diperlukan.

7 pemikiran pada “5 Kesalahan Pemula Video Editing yang Sering Dilakukan”