Revolusi Produksi Video: Bagaimana AI dan Otomatisasi Mempengaruhi Industri?

Apakah kamu penasaran tentang bagaimana revolusi produksi video yang dipicu oleh kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi sedang mengubah wajah industri kreatif? Dari penggunaan teknologi canggih hingga dampaknya terhadap workflow, mari kita jelajahi bagaimana perkembangan ini sedang merubah cara kita menciptakan konten video. Kami juga akan memberikan bocoran AI tools yang bsia kamu pakai untuk produksi. Ayo simak informasinya lebih lanjut!

Pengantar tentang AI dan otomatisasi dalam produksi video

AI (Artificial Intelligence) dan otomatisasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari industri produksi video modern. Revolusi teknologi yang terjadi dalam bidang ini telah membawa dampak besar pada cara kita memproduksi, mengedit, dan mendistribusikan video. Dengan kemajuan teknologi ini, proses produksi video menjadi lebih cepat, efisien, dan terjangkau daripada sebelumnya.

Pertama-tama, mari kita bahas tentang AI dalam produksi video. AI adalah kemampuan sebuah mesin untuk dapat beradaptasi dan belajar sendiri dari data yang diberikan. Dengan demikian, software AI dalam produksi video dapat memudahkan editor dalam melakukan tugas-tugas seperti pengeditan gambar, pengenalan wajah dan suara, serta animasi karakter secara otomatis. Hal ini membuat proses editing menjadi lebih cepat dan akurat tanpa harus melalui tahap manual yang biasanya memakan waktu lama.

Selain itu, teknologi AI juga dapat memberikan analisis data yang lebih akurat dalam hal targeting audiens. Dengan menggunakan data-data dari media sosial atau platform digital lainnya, AI dapat menganalisis karakteristik target audiens sehingga membuat proses promosi menjadi lebih efektif dan tepat sasaran.

Selain itu, otomatisasi juga memiliki peranan penting dalam industri produksi video. Otomatisasi merujuk pada penggunaan algoritma untuk mengotomatiskan tugas-tugas tertentu di dalam produksi video seperti captioning otomatis atau penjadwalan publikasi konten di media sosial. Dengan bantuan otomatisasi ini, pekerjaan-pekerjaan rutin seperti menambahkan subtitle pada video dapat diselesaikan dengan mudah dan tidak memerlukan banyak intervensi manusia.

Contoh lainnya adalah dalam pengambilan gambar atau shooting video. Sebelumnya diperlukan banyak crew untuk menyiapkan peralatan kamera, pencahayaan,dan setting lainnya. Namun dengan adanya teknologi otomatisasi, hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh satu orang saja sehingga membuat proses produksi menjadi lebih efisien dan hemat biaya.

Perbedaan antara produksi video tradisional dan AI-driven

Produksi video tradisional telah lama menjadi metode utama dalam pembuatan konten visual seperti iklan, film, atau vlog. Dalam proses produksinya, dibutuhkan sejumlah orang yang terlibat mulai dari penulis skenario, sutradara, kru kamera hingga editor. Semua tahap tersebut memakan waktu dan tenaga yang cukup banyak.

Di sisi lain, AI-driven production menggunakan teknologi komputer untuk menghasilkan konten visual seperti halnya manusia melakukannya. Teknologi ini bekerja dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menganalisis pola-pola tertentu untuk membuat suatu konten secara otomatis. Hal ini membuat produksi video menjadi lebih cepat dan efisien.

Perbedaan paling mencolok antara produksi video tradisional dan AI-driven adalah waktu dan biaya yang diperlukan. Dalam produksi tradisional, prosesnya bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu proyek. Sedangkan dengan AI-driven production, prosesnya dapat dipercepat bahkan hanya dalam hitungan jam atau beberapa hari saja.

Dalam hal biaya juga terdapat perbedaan signifikan antara kedua metode tersebut. Produksi tradisional membutuhkan anggaran yang besar karena melibatkan banyak pihak serta alat dan perlengkapan yang mahal. Sementara itu, AI-driven production membutuhkan biaya yang lebih murah karena hanya melibatkan teknologi komputer yang sudah dimiliki atau dapat disewa.

Selain itu, produksi video tradisional juga cenderung memiliki hasil akhir yang bersifat linier, dimana setiap proses dibuat secara berurutan hingga terbentuk suatu konten lengkap. Sedangkan dalam AI-driven production, prosesnya bersifat non-linier karena teknologi ini dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus tanpa harus menunggu satu proses selesai terlebih dahulu.

Namun demikian, keberadaan AI-driven production tidak sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam produksi video. Kreativitas dan pemikiran manusia masih sangat diperlukan dalam menentukan konsep dan arahan keseluruhan dari konten yang akan di hasilkan. Selain itu, teknologi ini juga masih terbatas pada kemampuan yang dimilikinya dan tidak dapat menggantikan keahlian manusia dalam hal pengambilan keputusan kreatif.

Dengan demikian, walaupun AI dan otomatisasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari produksi video saat ini, tetap diperlukan tanggung jawab manusia untuk mengendalikan dan memonitor penggunaannya. Semakin berkembangnya teknologi, semakin penting peran manusia dalam mengawasi dan mengontrol proses produksi video untuk tetap menjaga kualitas serta integritas hasil produksi yang dihasilkan.

Menyesuaikan strategi untuk masa depan yang dipengaruhi oleh digitalisasi dan kerja remote

Ada dua tantangan lainnya yang terbentuk akan adanya AI dan otomatisasi saat ini: digitalisasi dan kerja remote. Dua hal ini telah mengubah cara kita bekerja, terutama dalam bidang video, sehingga strategi-produksi harus disesuaikan dengan masa depan yang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut.

Pertama-tama, mari kita bahas tentang digitalisasi. Dengan semakin majunya teknologi, hampir semua aspek dari produksi video sekarang bisa dilakukan secara digital. Hal ini tentu saja membawa banyak manfaat seperti efisiensi, kemudahan akses, dan peningkatan kualitas hasil akhir. Namun di sisi lain, hal ini juga menimbulkan tantangan baru bagi para produser video.

Salah satu tantangan terbesar adalah persaingan yang semakin ketat. Karena sekarang semua orang dapat membuat konten video dengan mudah dan murah menggunakan smartphone atau peralatan sederhana lainnya, maka para produser harus berpikir lebih kreatif dalam menarik perhatian audiens mereka. Strategi pemasaran yang tepat juga sangat penting untuk mempromosikan dan mendistribusikan konten ke target audiens yang tepat.

Selain itu, digitalisasi juga telah mengubah pola konsumsi media masyarakat. Konten video tidak lagi hanya ditonton melalui televisi atau layar besar di bioskop, tapi juga melalui platform online seperti YouTube dan Netflix. Oleh karena itu para produser harus mempertimbangkan untuk menciptakan konten sesuai dengan format dan durasi yang digunakan di platform tersebut agar bisa diterima oleh audiens dengan baik.

Kedua adalah kerja remote atau bekerja dari jarak jauh. Pandemi Covid-19 telah memaksa banyak perusahaan untuk menerapkan sistem kerja remote, termasuk juga di industri produksi video. Hal ini tentu saja memberikan dampak besar pada cara kita bekerja dan berkolaborasi dalam membuat sebuah video.

Salah satu keuntungan dari kerja remote adalah fleksibilitas, memungkinkan para produser dan kreator video bekerja dari mana saja dan kapan saja tanpa harus terikat pada jam kerja yang tetap. Namun demikian, ada juga beberapa tantangan seperti masalah koordinasi dan komunikasi yang lebih sulit dilakukan secara virtual.

Oleh karena itu, produser video harus bersiap-siap menghadapi masa depan yang semakin dipengaruhi oleh digitalisasi dan kerja remote dengan menyesuaikan strategi produksi mereka. Mereka harus bisa memanfaatkan teknologi sebaik mungkin, seperti penggunaan software online review dan live transfer untuk file video yang baru saja direkam. Salah satu software yang dapat mendukung fitur tersebut adalah Frame.io. Sehingga tim produksi dan pasca produksi dapat berkolaborasi secara remote.

Siapkah kamu ikut revolusi?

Kesimpulan dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa revolusi produksi video telah terjadi dengan hadirnya AI dan otomatisasi dalam industri ini. Kedua teknologi ini membawa banyak perubahan positif dan memberikan kemudahan bagi para produser video.

Dengan adanya AI, produksi video menjadi lebih efisien dan cepat. Tugas-tugas yang sebelumnya memakan waktu berjam-jam dapat diselesaikan hanya dalam hitungan menit. Hal ini membuat proses produksi menjadi lebih hemat biaya dan waktu.

Selain itu, otomatisasi juga memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas video. Dengan penggunaan teknologi kamera cerdas dan analisis data yang akurat, hasil produk yang dihasilkan menjadi lebih profesional dan menarik bagi penonton.

Namun, tentu saja ada beberapa dampak negatif yang harus diperhatikan dalam penerapan AI dan otomatisasi untuk produksi video. Salah satunya adalah mengurangi lapangan pekerjaan manusia. Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh sistem komputerisasi atau mesin.

Belum lagi tantangan digitalisasi, yang membentuk saingan produksi menjadi luas.

Oleh karena itu, produser video maupun individu yang ingin merambah dunia produksi video harus selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru dan memanfaatkannya secara optimal untuk mencapai hasil terbaik. Dengan begitu, kita dapat menyambut masa depan revolusi produksi video dengan penuh semangat dan inovasi.

Beberapa software AI yang bisa membantu proses produksi

Software AI untuk pembentukan naskah dan storyboard :

  1. Amazon Storyteller
  2. Articoolo
  3. ScriptBook
  4. Plotagon
  5. AI Storytelling

Software AI untuk editing dan pengeditan video:

  1. Magisto
  2. Final Cut Pro X
  3. Adobe Premiere Pro
  4. DaVinci Resolve
  5. Lightworks

Software AI untuk analisis data produksi:

  1. IBM Watson Media Production Insights
  2. Yaguara
  3. Google Cloud’s Vision AI
  4. Hootsuite
  5. Sprinklr

Software AI untuk manajemen proyek dan produksi:

  1. ClickUp
  2. Trello
  3. Twist
  4. Scrumwise
  5. Frame.io